Kamis, 19 November 2009

proposal minyak nilam

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Kabupaten Tasikmalaya berada di Propinsi Jawa Barat dengan luas kurang lebih 2.680,4 km2, dan jumlah penduduk pada tahun 2004 sebanyak 2.049.688 jiwa. Dari jumlah tersebut sekitar 80% berprofesi petani yang bermukim di pedesaan.

Kondisi daerah pada umumnya bergelombang (undulating ground) dengan ketinggian antara 0 s/d 2000 meter di atas permukaan laut dengan curah hujan cukup tinggi. Untuk daerah-daerah yang tidak bisa dijangkau oleh pengairan pada umumnya hanya ditanami tanaman keras atau tanaman campuran sehingga belum memberikan nilai tambah yang signifikan untuk kepentingan hidup petani di pedesaan.

Pada tahun 1997 terjadi krisis ekonomi dan moneter secara Nasional sehingga laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Tasikmalaya mengalami penurunan sangat drastis sampai minus 13,21% serta diperburuk oleh tingkat inflasi mencapai 73,55%. Dampak dari krisis ini dapat dirasakan oleh seluruh masyarakat Kabupaten Tasikmalaya dicirikan dengan jumlah pengangguran (yang kehilangan lapangan kerja) mencapai 283.000 orang, dan ini belum termasuk tingkat masyarakat Sejahtera I dan Pra Sejahtera yang jumlahnya sebelum krisis moneter mencapai 92.266 KK, dan pada Bulan Maret Tahun 2004 menjadi 221.154 KK, tidak menutup kemungkinan akan bertambah, apabila tidak ada usaha jalan keluarnya.

Dengan diberlakukannya Otonomi Daerah pada tanggal 1 Januari 2001, maka Pemerintah Daerah berkewajiban untuk menciptakan lapangan kerja yang seluas-luasnya dengan menggali potensi daerah secara optimum yang memberikan peningkatan nilai tambah cukup signifikan kepada masyarakat, serta memberikan peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD), untuk kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.

Salah satu upaya untuk meningkatkan ekonomi masyarakat Kabupaten Tasikmalaya melalui pembangunan agrobisnis yang diarahkan pada upaya peningkatan sumberdaya secara optimal untuk membentuk sikap kemandirian guna mengembangkan usaha yang efisien, produktif dan berdaya saing.

Pembudidayaan tanaman nilam serta pembangunan pabrik penyulingan di daerah merupakan alternatif untuk meningkatkan pendapatan masyarakat petani serta untuk menggalakan ekspor non migas.

Usaha untuk meningkatkan produksi minyak nilam dengan cara pengembangan tanaman nilam terbuka lebar. Hal ini ditunjang juga oleh semakin banyaknya permintaan konsumen akan minyak nilam, karena semakin berkembangnya industri kosmetika dan parfum (wangi-wangian) baik di luar maupun di dalam negeri.

2. Maksud dan Tujuan

a. Meningkatkan mutu minyak nilam hasil industri petani agar memenuhi persyaratan ekspor, sehingga mempunyai nilai ekonomis yang tinggi.

b. Meningkatkan penghasilan para petani agar bisa hidup layak, dengan adanya peningkatan mutu dan hasil rendemennya yang baik.

c. Menambah dan meningkatkan pengetahuan petani mengenai budidaya tanaman nilam dan pengetahuan proses penyulingan (destilasi) daun nilam yang baik, sekaligus menambah income perkapita daerah Tasikmalaya.

3. Lokasi

Pengembangan budidaya tanam pohon nilam tersebar di kecamatan dan desa di wilayah Kabupaten Tasikmalaya yang disesuaikan dengan kondisi ketinggian tanah yang menjadi persyaratan pertumbuhan pohon nilam. Untuk pembangunan pabrik/penyulingan minyak nilam direncanakan pada lokasi/sentra produksi yang tingkat produksi dan lahan perkebunan terluas.

Download Lengkap Via Ziddu

BAB II

TINJAUAN UMUM

TANAMAN NILAM DAN MINYAK NILAM

Nilam yang sering disebut Pogostemon patchoulli Pelet atau dilem wangi (Jawa), merupakan tanaman yang belum banyak dikenal oleh masyarakat. Nilam banyak ditanam orang untuk diambil minyaknya. Minyak nilam merupakan salah satu dari beberapa jenis minyak atsiri. Minyak ini banyak digunakan oleh industri kosmetika dan banyak dicari konsumen dari luar negeri.

Minyak atsiri atau dikenal orang dengan nama minyak eteris atau minyak terbang (essential oil, volatile) dihasilkan oleh tanaman tertentu. Minyak tersebut mudah menguap pada suhu kamar tanpa mengalami dekomposisi, mempunyai rasa getir, berbau wangi sesuai dengan bau tanaman penghasilnya. Minyak tersebut pada umumnya larut dalam pelarut organik dan tidak larut dalam air. Pada tanaman minyak atsiri mempunyai 3 (tiga) fungsi yaitu : membantu proses penyerbukan beberapa jenis serangga atau hewan, mencegah kerusakan tanaman oleh serangga, dan sebagai makanan cadangan bagi tanaman. Minyak atsiri pada industri banyak digunakan sebagai bahan pembuat kosmetik, parfum, antiseptik, dan lain-lain. Minyak atsiri sendiri merupakan salah satu hasil proses metabolisme pada tanaman, yang terbentuk karena reaksi berbagai persenyawaan kimia dengan adanya air.

Tanaman yang menghasilkan minyak atsiri diperkirakan berjumlah 150 – 200 species tanaman, antara lain yang termasuk dalam famili Pinanceae, Labrate, Compositoe, Lauraceae, Mytaceae, dan Umbelliferaceae. Minyak atsiri ini dapat bersumber dari setiap bagian tanaman yaitu daun, bunga, buah, biji, batang, kulit, dan akar. Untuk tanaman nilam, minyak atsirinya banyak diambil dari daunnya.

Minyak nilam memberikan sumbangan yang paling besar dalam menghasilkan devisa negara diantara minyak atsiri lainnya. Kebutuhan minyak atsiri dunia untuk keperluan industri kosmetik, setiap tahunnya mencapai 2.000 ton. Sementara kemampuan pasokan minyak atsiri sampai saat ini baru terpenuhi kurang dari 5% (lima persen) saja. Padahal untuk memenuhi kebutuhan industri lokal saja, diperlukan tidak kurang 300 – 400 ton per tahun. Melihat dari data-data di atas tadi jelas budidaya nilam maupun proses produksi minyak nilam/minyak atsiri menunjukkan prospek yang cukup menggembirakan. Namun pada tahun-tahun terakhir ini ekspor Indonesia dari minyak nilam menunjukan kecenderungan yang menurun. Adapun penyebab penurunan tersebut adalah kemampuan produksi Indonesia akan minyak nilam yang terbatas (terbatas luas areal tanamannya dan kualitas minyaknya masih rendah).

Mutu minyak nilam bergantung pada proses destilasinya. Destilasi uap dengan menggunakan pembangkit uap yang letaknya terpisah dari ketel penyulingan merupakan cara destilasi minyak nilam yang paling baik. Daun nilam mengandung komponen yang bertitik didih tinggi yang merupakan komponen yang paling bernilai dalam menentukan mutu minyak, maka perlu memperpanjang waktu destilasi. Waktu destilasi yang baik berkisar antara 12 – 36 jam tergantung pada tekanan dan jumlah uap yang digunakan. Destilasi uap yang digunakan dalam penyulingan daun nilam dari daerah-daerah petani nilam yang sudah ada masih sangat sederhana.

Untuk memperoleh hasil minyak dengan mutu yang optimal, perlu dirancang sistem pembangkit uap dan perangkat destilasi uap yang lebih baik. Hal ini membutuhkan dana yang sangat besar dan di luar kemampuan para penyuling. Dalam usaha meningkatkan mutu minyak nilam hasil industri petani agar memenuhi persyaratan ekspor, sehingga mempunyai nilai ekonomis yang tinggi, maka perlu perbaikan distribusi uap dalam ketel. Hal ini dilakukan dengan cara menambah pipa-pipa uap yang terbuat dari pipa stainless steel, selain itu dinding ketel yang terbuat dari besi juga perlu dilapisi dengan lembaran stainless steel. Perbaikan sistem pendingin dengan memperpanjang koil pendingin, diikuti dengan pembuatan saluran destilat ke dalam ketel yang berguna untuk menyalurkan kembali destilat ke dalam ketel sehingga rendemen proses penyulingan dapat meningkat.


BAB III

BUDIDAYA TANAMAN NILAM

1. Panduan Dasar Budidaya Tanaman Nilam

  1. Jenis Tanaman Nilam

- Pogostemon Cablin Benth Bent

Nama lainnya pogostemon patchouli atau pogostemon metha. Jenis ini sering juga disebut nilam Aceh dan diusahakan secara komersial. Nilai jenis ini jarang berbunga, oleh karena itu kandungan minyaknya tinggi yaitu 2,5 – 5 %, banyak diminati di pasaran.

- Pogostemon heyneanus

Sering juga dinamakan nilam jawa atau nilam hutan. Jenis ini sering berbunga, karena itu kandungan minyaknya rendah yaitu 0,5 – 1,5%. Kurang diminati di pasaran

- Pogostemon hortensis

Disebut juga nilam sabun. Jenis ini hanya terdapat di Banten. Kandungan minyaknya 0,5 – 1,5%. Komposisi minyak yang dihasilkan jelek, sehingga untuk jenis nilam ini kurang mendapatkan pasaran dalam perdagangan.

  1. Data Botani Tanaman Nilam

Tanaman nilam merupakan jenis tanaman dengan ciri-ciri sebagai berikut :

Akar : Serabut

Bentuk daun : Bulat dan lonjong

Batang : Berkayu dengan diameter 10 – 20 mm.

Sistem percabangan banyak dan bertingkat mengelilingi batang antara (3-5 cabang pertingkat). Setelah tanaman berumur 6 bulan, tingginya dapat mencapai 1 meter dengan radius cabang selebar lebih kurang 60 cm.

  1. Ekologi Tanaman Nilam

Tanaman nilam termasuk tanaman yang mudah tumbuh seperti herba lainnya. Untuk memperoleh produksi yang tinggi, maka dalam pengelolaannya perlu memperhatikan beberapa hal. Pengelolaan ini juga bertujuan agar produksi yang dilakukan dapat optimal dan menguntungkan.

Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain :

- Tanaman nilam dapat tumbuh di dataran rendah maupun pada dataran tinggi yang mempunyai ketinggian 2.200 meter di atas permukaan laut, dan berproduksi tinggi pada ketinggian tempat 10 – 400 meter di atas permukaan laut.

- Curah hujan yang diperlukan bagi pertumbuhan tanaman nilam berkisar antara 2.500-3.500 mm/tahun dan merata sepanjang tahun.

- Sedangkan suhu yang baik untuk tanaman ini adalah 24 0C – 28 0C dengan kelembaban lebih dari 75%.

- Agar pertumbuhan optimal, tanaman nilam memerlukan intensitas penyinaran matahari yang cukup.

- Tanah yang subur dan gembur serta kaya akan humus sangat diperlukan oleh tanaman nilam.

- Pada tanah yang kandungan airnya tinggi, perlu dilakukan sistem drainase yang baik dan insentif.

  1. Cara Penanaman Nilam

- Ada 2 cara penanaman nilam, yaitu penanaman langsung dan tidak langsung. Penanaman langsung ialah menanam stek nilam langsung di areal pertanaman. Cara ini hanya sesuai untuk penanaman nilam di lahan sempit. Sedang untuk areal yang luas sebaiknya menggunakan cara penanaman tidak langsung. Karena dengan cara ini kemungkinan bibit hidup lebih besar, sehingga jumlah bibit yang diperlukan tidak terlalu banyak.

- Stek dapat langsung ditanam di kebun yang sudah diolah tanahnya. Namun yang lebih bagus adalah stek ditanam dahulu di bedeng persemaian supaya akar telah terbentuk sebelum tanaman dipindah ke kebun pembesaran.

- Stek ditaman dalam posisi miring, bersudut 450 sedalam 10 cm, dengan jarak tanam 10 x 10 cm. Setelah 3 – 4 minggu, tanaman sudah mempunyai cukup akar, tunasnya sudah tumbuh dan berdaun.

- Sebelum bibit ditanam, kebun sudah disiapkan sedemikian rupa agar penanaman mengikuti cara yang dianjurkan.

  1. Penanaman

- Tanaman nilam membutuhkan tanah yang lembab pada masa pertumbuhannya, oleh karena itu penanaman sangat baik dilakukan pada awal musim hujan. Di areal miring atau berlereng, waktu penanaman harus disesuaikan dengan intensitas tinggi, sebaiknya tanaman sudah mampu menahan tanah. Dengan demikian tidak terjadi erosi, hujan deras sesaat setelah penanaman juha bisa sia-sia.

Waktu tanam juga harus diatur sedemikian rupa sehingga waktu panen dari satu areal dapat dilakukan secara bertahap. Cara demikian bukan hanya dapat menjamin kelangsungan penyulingan yang kontinue, tetapi dapat juga mencegah agar tanah tidak erosi.

- Penanaman secara tidak langsung

Bibit stek setelah dicabut dari persemaian pasti telah berakar. Bila akarnya terlalu panjang sebaiknya dipotong, sebab dalam penanaman nanti akar panjang ini akan berlipat-lipat. Dan lipatan-lipatan akar ini dalam tanah bisa terserang penyakit busuk akar. Setiap lubang akar ditanami 1 – 2 bibit stek.

- Penanaman secara langsung

Untuk setiap lubang tanam diperlukan 2 – 3 stek. Stek sebanyak ini dimaksudkan untuk menjaga kemungkinan ada stek yang mati. Kebutuhan stek yang banyak inilah, maka cara ini tidak disarankan diterapkan di perkebunan.

  1. Jarak Tanam

Jarak tanam nilam bervariasi sesuai dengan tingkat kesuburan tanah.

Ø Dataran rendah yang tanahnya subur, jarak tanam 100 x 100 cm, sedangkan pada tanah yang kandungan liatnya tinggi, jarak tanamnya 50 x 100 cm.

Ø Pada tanah lipatit, jarak tanamnya 75 x 75 cm.

Ø Pada tanah berbukit dengan mengikuti garis contour adalah 50 x 100 cm atau 30 x 100 cm.

2. Pemeliharaan

Dalam usaha budidaya nilam, pemeliharaan merupakan salah satu faktor yang penting. Hal ini untuk diperhatikan agar usaha untuk mencapai hasil yang optimal dari tanaman dapat tercapai.

Adapun pemeliharaan tanaman nilam antara lain meliputi :

  1. Pemupukan

Pemupukan sangat penting untuk diperhatikan. Karena hasil yang diharapkan dari tanaman nilam adalah daun dan batangnya, maka faktor kesuburan tanaman merupakan suatu hal yang perlu diusahakan pertumbuhan vegetatif tanaman dapat semaksimal mungkin. Untuk pertumbuhan yang maksimal perlu dilakukan pemupukan, baik dalam bentuk pupuk organik seperti pupuk kandang, kompos dan pupuk hijau, maupun untuk pupuk anorganik seperti Fertab. Cara pemberian pupuk tanaman nilam biasanya dilakukan dengan cara dibenamkan sedalam 10 – 15 cm di sekitar pangkal tanaman nilam. Adapun jumlah pemberian pupuk maupun macamnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

DOSIS PUPUK FERTAB UNTUK TANAMAN NILAM

Jenis Pupuk

Dosis/Kg/Ha/x pemupukan

Keterangan

Fertab

90

Pupuk PMLT Fertab adalah pupuk yang mengandung unsur hara makro dan unsur hara mikro. Oleh karena itu perlu dipakai dalam pemupukan nilam untuk mempercepat pertunasan dan menyerap kandungan minyak dari beberapa unsur hara yang ada di dalam tanah.

  1. Penyulaman

Penyulaman adalah mengganti tanaman yang mati atan tanaman yang tertekan pertumbuhannya. Pekerjaan ini dikerjakan kurang lebih satu bulan setelah penanaman, karena pada waktu itu telah diketahui bibit yang mati atau pertumbuhannya kurang normal. Sehingga dengan dilakukannya penyulaman akan didapatkan pertumbuhan tanaman yang seragam.

  1. Penyiangan

Setelah tanaman berumur 2 bulan atau saat tanaman mencapai tinggi 20-30 cm dan mempunyai cabang bertingkat dengan radius 20 cm, areal pertanaman perlu disiangi. Penyiangan selanjutnya dilakukan secara periodik, yaitu setiap tiga bulan sekali.

  1. Pemangkasan

Setelah tanaman nilam berumur 3 bulan, tanaman ini telah membentuk perdu yang rimbun dan saling menutupi satu sama lain. Untuk itu perlu dilakukan pekerjaan penjarangan dan pemangkasan. Tujuannya adalah agar sinar matahari dapat menyinari seluruh bagian tanaman, sehingga proses fotosintesa dapat berlangsung dengan sempurna. Disamping itu sinar matahari juga dapat berfungsi untuk menghindari tanaman dari serangan hama dan penyakit.

Daun yang banyak mengandung minyak adalah tiga pasang daun yang termuda, sehingga kita harus dapat menciptakan daun muda ini sebanyak mungkin dengan cara melakukan pemangkasan.

  1. Pembumbunan

Cara ini sebagai suatu sistem pemindahan vegetasi tanpa pemindahan areal tanaman. Pembumbunan biasanya dilakukan setelah panen. Adapun caranya adalah seagai berikut : Cabang-cabang yang ditinggalkan sesudah panen dan letaknya dengan tanah ditimbun dengan tanah dekat ujungnya setinggi 10-15 cm. Sedangkan cabang-cabang yang letaknya jauh dari tanah dipatahkan dibagian ujungnya, tetapi tidak terputus dari barangnya, sesudah itu bagian yang patah ditimbun dengan tanah. Dengan pembumbunan ini, maka akan terbentuk rumpun tanaman nilam yang padat dengan anaknya.

3. Penanggulangan Hama dan Penyakit

Dalam usaha meningkatkan produksi, maka perlindungan terhadap serangan hama dan penyakit mempunyai peranan yang sangat penting dan menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari usaha tani. Hal ini penting karena usaha pengendalian hama dan penyakit memberikan jaminan bahwa produksi yang diharapkan dari penggunaan bibit yang baik (varietas unggul), pemupukan, pengairan, dan perbaikan cara bercocok tanam dapat diatasi.

Hama dan penyakit yang biasa menyerang tanaman nilam antara lain serangga perusak daun, nemtoda, penyakit buduk, gejala lodoh, busuk batang, kua batang dan gejala defisiensi. Adapun serangan hama dan penyakit erat sekali hubungannya dengan faktor keberhasilan kebun, cara penanaman, cara pemanenan, serta keadaan tanah dan iklim.

Cara untuk mengatasi serangan hama dan penyakit antara lain dengan cara bercocok tanam yang baik, pengendalian secara mekanik pada serangan seawal mungkin, serta pengendalian dengan cara kimiawi yaitu menggunakan insektisida sesuai dengan anjuran penggunaannya.

Adapun spesifikasi dari hama-hama tersebut adalah sebagai berikut :

  1. Ulat penggulung daun

Ulat penggulung daun merupakan jenis hama yang dapat digolongkan hama perusak daun.

  1. Belalang (Orthoptera)

Tanda-tanda serangan :

Ø Daun nilam dimakannya, yang kadang-kadangan menyebabkan tanaman menjadi gundul.

Ø Pada tingkat serangan berat, batangpun dimakannya sehingga tanaman menjadi mati.

  1. Criket pemakan daun (Grylldae)

Tanda-tanda serangan :

Ø Hama ini memakan daun yang masih muda, sehingga daun menjadi berlubang-lubang.

Ø Pada keadaan kritis, criket juga menyerang daun yang tua.

Ø Criket tidak mematikan tanaman, tetapi dapat menurunkan produksi.

Cara penanggulangan hama :

Untuk menekan dan memberantas berbagai hama yang menyerang tanaman nilam dapat dilakukan tindakan sebagai berikut :

- Bercocok tanam yang baik.

Bercocok tanam yang baik dapat menaikkan produksi disamping itu dapat pula mengurangi serangan hama tanaman. Pemakaian jarak tanam yang teratur dan menjaga kebersihan dari rerumputan/tanaman pengganggu lainnya sangat membantu dalam mencegah serangan hama. Disamping pergiliran tanaman dan penanaman serempak tak kalah pentingnya, karena cara ini dapat memutuskan siklus hidup hama dan sekaligus menurunkan populasinya.

- Penanggulangan secara mekanik

Penanggulanga secara mekanik dilakukan pada serangan awal (gejala serangan), yaitu dengan mencari dan mengumpulkan hama perusak daun pada bagian tanaman atau ditempat persembunyian lainnya, kemudian dimusnahkan dengan membakarnya.

- Penanggulangan secara kimiawi

Penanggulangan secara kimiawi dilakukan apabila penanggulangan cara lain tidak memungkinkan, mengingat areal yang luas dan terbatasnya tenaga kerja. Penanggulangan dengan cara ini dilakukan dengan menggunakan pestisida. Penyakit yang sering ditemukan pada tanaman nilam adalah penyakit budok (hopropep) yang disebabkan oleh virus.

4. Panen dan Pasca Panen

Tanaman nilam yang tumbuh dan terpelihara dengan baik, sudah dapat dipanen pada umur 6 sampai 8 bulan setelah penanaman. Pemanenan dilakukan dengan memangkas atau memotong cabang-cabang, ranting-ranting dan daun-daun tanaman nilam. Sebaiknya pada setiap panen dibiarkan satu cabang tumbuh untuk mempercepat tumbuhnya tunas baru.

Untuk teknis pemanenan atau pemetikan daun nilam sebaiknya dilakukan pada saat bagi hari atau dapat juga dilakukan menjelang malam hari. Satu hal yang perlu untuk diperhatikan bahwa pemetikan daun jangan dilakukan pada siang hari. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga daun agar tetap mengandung minyak atsiri yang tinggi.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penanganan pasca panen :

- Alat Panen

Alat yang digunakan untuk panenan tanaman nilam adalah sabit, gunting, atau parang yang tajam. Yang harus diperhatikan adalah kebersihan dari alat-alat tersebut.

- Cara Panen

Pada panen pertama, bagian yang boleh dipangkas dari tanaman nilam adalah cabang-cabang dari tingkat dua ke atas, sedangkan cabang-cabang dari tingkat pertama ditinggalkan. Setelah selesai pemanenan pertama, pekerjaan selanjutnya adalah pembumbunan atau menumbut cabang pertama tadi. Pembumbunan cabang tersebut sistem pemindahan vegetasi tanpa pemindahan areal.

- Perlakuan daun nilam sebelum disuling

Pamanenan daun-daun nilam dipotong-potong sepanjang 3-5 cm, kemudian dijemur di bawah sinar matahari. Cara menjemur hasil panenan yang baik adalah dengan menggelarnya di atas tikar atau tempat lainnya atau juga di lantai semen yang bersih dan bebas dari daun tanaman lain. Penjemuran dilakukan selama 4 jam (10.00 – 14.00). Setelah dijemur dianginkan di tempat yang sejuk/teduh (dalam ruangan) dengan tebal lapisan 50 cm. Lapisan ini harus dibalik 2-3 kali sehari selama 3-4 hari, sehingga diperoleh kadar air bahan 15%. Setelah itu sudah dapat dimulai disuling.

Hindarilah pengeringan yang terlalu cepat atau terlalu lambat. Pengeringan yang terlalu cepat dapat menyebabkan daun terlalu rapuh dan sulit untuk disuling. Sedangkan pengeringan yang terlalu lambat menyebabkan daun menjadi lembab dan mudah diserang jamur, akhirnya rendemen atau mutu minyak yang dihasilkan akan menurun.


BAB IV

ASPEK EKONOMI DAN KEUANGAN

Minyak nilam yang dihasilkan ini tidak dipergunakan untuk keperluan lokal, tetapi untuk ekspor biaya penyuling menjual hasilnya ke agen-agen eksportir yang ada di kota kecamatan. Selanjutnya eksportir melakukan pengetesan terhadap warna, bau, dan kelarutan dalam alkohol. Cara pengetesan yang paling sederharna adalah membakar kertas sigaret yang telah ditetesi minyak nilam. Cara yang lebih modern lagi adalah dengan menggunakan alat baume, yaitu untuk menentukan derajat Baurmenya.

Standar mutu minyak nilam ini masih belum seragam untuk seluruh dunia. Masing-masing negara baik penghasil maupun pengimpor menentukan standar mutu minyak nilam sendiri: standar minyak nilam Indonesia telah ditetapkan oleh Direktorat Standarisasi dan Pengembangan Mutu, Departemen Perdagangan.

Suatu hal yang menguntungkan dari minyak nilam adalah sampai saat ini belum ada sintetiknya. Negara tujuan ekspor adalah Singapura, India, USA, Uni Kingdom, Belandan dan Prancis.

Secara klinis minyak atsiri, sampai saat ini belum bisa diganti dengan minyak sintesis. Sehingga penanaman pohon nilam, memiliki prospek yang sangat baik untuk jangka waktu cukup lama. Karena komoditas perkebunan ini, selain untuk memenuhi industri komestik domestik, juga sangat dibutuhkan industri dunia. Padahal tanaman ini hanya tumbuh baik di daerah tropis yang salah satu diantaranya ialah Indonesia.

1. Analisis Usaha Tani Budidaya Tanaman Nilam

Analisis usaha, luas 1 hektar tanpa sewa lahan :

  1. Biaya Produksi

- Bibit 15.000 pohon @ Rp. 350,-/pohon Rp. 5.250.000,-

- Biaya pengolahan tanah Rp. 1.960.000,-

- Biaya tanam dan biaya pemeliharaan Rp. 980.000,-

- Pemupukan : Fertab 90 Kg x @ Rp. 5.000,- Rp. 450.000,-

- Biaya panen pertama Rp. 300.000,-

- Biaya tak terduga Rp. 175.000,-

Total Biaya Produksi Rp. 9.115.000,-

  1. Nilai Produksi

Dari lahan 1 hektar minimal menghasilkan 20 ton daun nilam basah atau 4 ton daun nilam kering dengan harga jual Rp. 500,-/Kg basah.

  1. Pendapatan

- Hasil Panen Pertama 20.000 Kg x Rp. 500,- = Rp. 10.000.000,-

- Biaya produksi panen pertama = Rp. 9.115.000,-

Keuntungan bersih panen pertama = Rp. 885.000,-

Biaya produksi periode ke-2 (jarak 3 bulan setelah panen ke-1)

  1. Biaya produksi ke-2

- Biaya pemeliharaan Rp. 1.960.000,-

- Pemupukan : Fertab 90 kg x @ Rp. 5.000,- Rp. 450.000,-

- Biaya panen Rp. 300.000,-

- Biaya tak terduga Rp. 150.000,-

Total biaya produksi ke-2 Rp. 2.860.000,-

  1. Pendapatan :

- Hasil panen kedua, 20.000 kg x Rp. 500 Rp. 10.000.000,-

- Biaya produksi kedua Rp. 2.860.000,-

Keuntungan bersih panen kedua Rp. 7.140.000,-

Biaya produksi ke 3 (jarak 3 bulan setelah panen ke-2)

a. Total biaya produksi ke-3 Rp. 2.860.000,-

b. Pendapatan dari panen ketiga, 20.000 kgx Rp.500 Rp. 10.000.000,-

Keuntungan bersih panen ketiga Rp. 7.140.000,-

Biaya produksi ke 4 (jarak 3 bulan setelah panen ke-3)

a. Total biaya produksi ke-3 Rp. 2.860.000,-

b. Pendapatan dari panen ketiga, 20.000 kgx Rp.500 Rp. 10.000.000,-

Keuntungan bersih panen keempat Rp. 7.140.000,-

Biaya produksi ke 5 (jarak 3 bulan setelah panen ke-4)

a. Total biaya produksi ke-3 Rp. 2.860.000,-

b. Pendapatan dari panen ketiga, 20.000 kgx Rp.500 Rp. 10.000.000,-

Keuntungan bersih panen kelima Rp. 7.140.000,-

Biaya produksi ke 6 (jarak 3 bulan setelah panen ke-5)

a. Total biaya produksi ke-3 Rp. 2.860.000,-

b. Pendapatan dari panen ketiga, 20.000 kgx Rp.500 Rp. 10.000.000,-

Keuntungan bersih panen keenam Rp. 7.140.000,-

Biaya produksi ke 7 (jarak 3 bulan setelah panen ke-6)

a. Total biaya produksi ke-3 Rp. 2.860.000,-

b. Pendapatan dari panen ketiga, 20.000 kgx Rp.500 Rp. 10.000.000,-

Keuntungan bersih panen ketujuh Rp. 7.140.000,-

Biaya produksi ke 8 (jarak 3 bulan setelah panen ke-7)

a. Total biaya produksi ke-3 Rp. 2.860.000,-

b. Pendapatan dari panen ketiga, 20.000 kgx Rp.500 Rp. 10.000.000,-

Keuntungan bersih panen kedelapan Rp. 7.140.000,-

Jumlah keuntungan bersih panen pertama sampai keenam (selama 2 tahun) sebesar Rp. 50.865.000, atau rata-rata per bulan Rp. 2.119.375,-/ha.

Setelah berumur 2 tahun atau 8 kali panen, maka tanaman nilam perlu diremajakan.

2. Analisa Usaha Pembangunan Pabrik Penyulingan Minyak Nilam

a. Investasi :

- Tanah : seluas 100 bata Rp. 75.000.000,-

- Bangunan :

· Kantor Rp. 30.000.000,-

· Tempat destilasi Rp. 270.000.000,-

· Gudang Rp. 60.000.000,-

· Lantai jemur Rp. 25.000.000,-

· Sarana PLN 2.000 watt Rp. 4.500.000,-

· Genset Rp. 25.000.000,-

Jumlah Rp. 489.500.000,-

- Pembuatan 1 (satu) unit perangkat alat destilasi kapasitas 1 ton per kali proses senilai Rp. 700.000.000,-

Terdiri dari :

· Tangki air cadangan

· Pompa 3 buah

· Tangki bahan bakar

· Boiler 1000 liter

· Regulator

· Tangki distilasi

· Separator

· Chiller

· Colling tower

· Pipa-pipa

· Cerobong boiler

· Sertifikat

· Satu limsum total

Jumlah biaya investasi Ro. 489.500.000,- + Rp. 700.000.000,-

= Rp. 1.189.500.000,-

  1. Perkiraan Pengembalian Modal

Dalam pengolahan daun nilam, dari satu kali penyulingan untuk mendapatkan 1 ton daun nilam kering memerlukan 5 ton daun nilam basah, dengan biaya produksi :

- Pembelian daun nilam basah 5.000 Kg x @ Rp. 500,- = Rp. 2.500.000,-

- Biaya proses penyulingan = Rp. 1.000.000,-

Jumlah biaya produksi = Rp. 3.500.000,-

Hasil penyulingan dari 1 ton daun nilam kering menghasilkan minyak sebanyak 30 kg selama 1 bulan dapat dilakukan penyulingan sebanyak 24 kali, karena waktu yang diperlukan satu kali penyulingan selama 6 jam.

· Hasil minyak selama 1 bulan, 30 kg x 26 kali = 780 kg

· Hasil penjualan @ Rp. 160.000,- x 780 kg = Rp. 124.800.000,-

· Pengeluaran per bulan :

- Biaya produksi 24 x Rp. 3.500.000,- Rp. 84.000.000,-

- Quality Control dan Analisa Produk Rp. 600.000,-

- Packing Rp. 2.400.000,-

- Listrik dan telepon Rp. 1.500.000,-

- Transportasi dan ongkos-ongkos Rp. 900.000,-

- Lain-lain Rp. 1.200.000,-

Jumlah Rp. 90.600.000,-

· Analisa keuntungan per bulan :

- Hasil penjualan Rp. 124.800.000,-

- Pengeluaran Rp. 90.600.000,-

- Laba sebelum pajak Rp. 34.200.000,-

- Pajak 10 % Rp. 3.400.000,-

Laba bersih Rp. 30.800.000,-

· Rencana pinjaman modal investasi

- Tanah dan bangunan Rp. 489.500.000,-

- Alat destilasi Rp. 700.000.000,-

- Budidaya tanaman nilam Rp. 911.500.000,-

Jumlah Rp. 2.101.000.000,-

· Analisa kemampuan angsuran per bulan :

- Laba bersih Rp. 30.800.000,-

- Jasa usaha kelompok Rp. 11.000.000,-

- Penyusutan Rp. 3.000.000,-

- Dana pengembangan dan sosial Rp. 1.800.000,-

Rp. 15.800.000,- (-)

Kemampuan pengembalian pinjaman/bulan Rp. 15.000.000,-

· Perhitungan jangka waktu pengembalian investasi :




Grash periode (pembangunan, pemasangan alat dan uji coba) 6 bulan jangka waktu pengembalian = 79 + 6 bulan = 85 bulan

Untuk mencapai kebutuhan bahan dasar minyak nilam agar proses produksi dapat berjalan lancar optimal, maka membutuhkan budidaya tanaman nilam seluas 100 Ha. Apabila kebutuhan biaya budidaya tanaman nilam per hektar sebesar Rp. 9.115.000,-, maka dana yang dibutuhkan untuk lahan seluas 100 Ha sebesar Rp. 911.500.000,-

Mekanisme pemberian dana untuk pembudidayaan tanaman nilam kepada para petani adalah melalui sistem pengairan (revolving) sedangkan dana untuk pembangunan pabrik penyulingan minyak nilam koperasi atau salah satu PT.

BAB V

KESIMPULAN

1. Pengembangan budidaya tanaman nilam memiliki prospek yang sangat baik, karena tanaman ini hanya dapat tumbuh baik di daerah tropis dan peluang pasar komoditas minyak nilam memenuhi kebutuhan industri kosmetik baik di dalam maupun di luar negeri masih sangat besar.

2. Analisa usaha budidaya tanaman nilam seluas 1 Ha selama 2 tahun :

  1. Pendapatan

- Hasil Panen I = Rp. 10.000.000,-

- Hasil Panen II = Rp. 10.000.000,-

- Hasil Panen III = Rp. 10.000.000,-

- Hasil Panen IV = Rp. 10.000.000,-

- Hasil Panen V = Rp. 10.000.000,-

- Hasil Panen VI = Rp. 10.000.000,-

- Hasil Panen VII = Rp. 10.000.000,-

- Hasil Panen VIII = Rp. 10.000.000,-

Jumlah = Rp. 80.000.000,-
  1. Pengeluaran

- Biaya Produksi Panen I = Rp. 9.115.000,-

- Biaya Produksi Panen II = Rp. 2.860.000,-

- Biaya Produksi Panen III = Rp. 2.860.000,-

- Biaya Produksi Panen IV = Rp. 2.860.000,-

- Biaya Produksi Panen V = Rp. 2.860.000,-

- Biaya Produksi Panen VI = Rp. 2.860.000,-

- Biaya Produksi Panen VII = Rp. 2.860.000,-

- Biaya Produksi Panen VIII = Rp. 2.860.000,-

Jumlah = Rp. 29.135.000,-
  1. Keuntungan/laba bersih selama 2 tahun sebesar Rp. 50.865.000,- atau rata-rata/bulan Rp. 2.119.375,-/bulan

3. Analisa Usaha Pembangunan Pabrik Penyulingan Minyak Nilam :

  1. Rencana pinjaman modal investasi

- Tanah dan bangunan Rp. 489.500.000,-

- Alat destilasi Rp. 700.000.000,-

Jumlah Rp. 1.789.500.000,-
  1. Pendapatan :

- Hasil minyak selama 1 bulan, 30 kg x 26 kali Rp. 780 kg

- Hasil penjualan @Rp. 160.000,- x 780 kg Rp. 124.800.000,-

  1. Pengeluaran per bulan :

- Biaya produksi 24 x Rp. 3.500.000,- Rp. 84.000.000,-

- Quality Control dan Analisa Produk Rp. 600.000,-

- Packing Rp. 2.400.000,-

- Listrik dan telepon Rp. 1.500.000,-

- Transportasi dan ongkos-ongkos Rp. 900.000,-

- Lain-lain Rp. 1.200.000,-

Jumlah Rp. 90.600.000,-
  1. Analisa keuntungan per bulan :

- Hasil penjualan Rp. 124.800.000,-

- Pengeluaran Rp. 90.600.000,-

Laba sebelum pajak Rp. 34.200.000,-

- Pajak Rp. 3.400.000,-

Laba bersih Rp. 30.000.000,-
  1. Analisa kemampuan angsuran per bulan :

- Laba bersih Rp. 30.800.000,-

- Jasa usaha kelompok Rp. 11.000.000,-

- Penyusutan Rp. 3.000.000

- Dana pengembangan dan sosial Rp. 1.800.000,-